Metode Diskusi dalam Pembelajaran

Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.

Ceramah wajar dipergunakan
1. Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
2. Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin dapat dipergunakan.
3. Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Dalam metode Ceramah Organisasi kelas sederhana
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pengajar adalah buku catatanya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi di mana pengajar harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas dan sebagainya.

Kelemahan metode ceramah
1. Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pengajar beranggapan bahwa bila pembelajar duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepala, berarti pembelajar telah mengerti. Padahal anggapan tersebut sering meleset; walaupun, pembelajar menunjukkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi pengajar tidak mengetahui sejauh mana penguasaan pembelajar terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanyajawab

2. Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar. Dapat terjadi bahwa pembelajar niemberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pengajar. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak bagi setiap kata tertentu. Kata kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaanya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi mahasiswa UT, pengertiannya adalah salah satu bentuk bahan belajar yang berujud buku materi pokok. Sedangkan bagi-para astronot, modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa.
Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antar pembicara dengar pendengar untuk mengerti maksud pembicara.
Bila pengajar menggunakan kata-kata yang abstrak seperti “kepribadian”, “kesusialaan”, “keadilan”, mungkin bagi setiap anak pengertiannya tidak sama atau sangat kabur untuk mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam suatu kalimat, akan semakin banyaklah kemungkinan salah tafsir arti pembicaraan pengajar. Itulah sebabnya seringkali pembelajar sama sekali tidak sapat memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan pengajar. Maka bila pengajar ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi anak, pengajar dapat menyertakan peragaan dalam ceramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis

Batas batas kemungkinan metode ceramah
1. Pengajar tidak dapat mengetahui sampai di mana murid telah mengerti (memahami) yang telah dibicarakan.
2. Pada pembelajar dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata yang dimaksudkan oleh pengajar tersebut. Bagaimana mempersiapakan ceramah yang berdaya guna?
Langkah-langkah di bawah ini pada umumnya merupakan langkah yang dapat mempertinggi hasil metode ceramah.
a. Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh pembelajar.
b. Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat pada tempatnya.
c. Susuanan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
d. Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya.
e. Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
f. Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya : Pertama, pengajar memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan. Kedua, pengajar menguraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulakan pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.
g. Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.



Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompieksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban
Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari.-Untuk iru siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik.
Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari
keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.

A. Penggunaan metode diskusi
Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, malah mungkin terdapat banyak jawaban yang benar. agar mendapatkan gambaran yang jelas, marilah kita perhatikan contoh pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Bilamanakah bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kesatuan di negara kita ?
2. Mengapa peserta Sipenraaru maupun PMDK pada tahun ini menurun ?
3. Apakah siaran teievisi sebaiknya d’iurus oleh Pemerintah, atau swasta ataukah sebagian
pemerintah sebagian swasta ?
4. Mengapa burung hantu tidak berdaya pada waktu siang?
5. Siapakah di antara kalian yang setuju diadakan ulangan secara mendadak ?
6. Beberapa orang guru mengeluh bahwa daya tampung di sekolah mereka sangat berbatas.
Jalan keluar apakah yang kiranya dapat ditempuh untuk mengatasi keadaan itu ?
7. Bentuk acara yang bagaimanakah yang akan kamu pilih untuk memperingati hari
kemerdekaan di sekolah kita?
8. Berapakah perbandingan antara angka kelahiran dan kematian penduduk dunia pada saat
lahirnya bayi yang ke-5 milyar ?
9. Mengapa pada saat ini banyak remaja laki-laki yang memakai perhiasan?
10.Jalan apakah yang dapat ditempuh untuk mengurangi penderitaan rakyat di Afrika Selatan?
Perhatikanlah sifat-sifat pertanyaan di atas. Pertanyaan no. 1,4 dan 8 memerlukan jawaban berfakta, jadi pertanyaan tersebut bukan diskusi melainkan tanya-jawab. Pertanyaan no. 5 hanya memerlukan pemungutan suara, tidak akan menjadi diskusi bila guru tidak meminta pendirian serta alasan siswa. Nomor 3 dan 9 meminta pertimbangan tentang fakta-fakta, maka diskusi menjadi hidup, karena akan muncul berbagai pandangan yang dapat dibenarkan. Sedangkan nomor 6, 7 dan 10 membutuhkan rencana bertindak dari pihak siswa, dan mengandung
kemungkinan jawaban lebih dari satu. Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi :

1) Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2) Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada
“mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling
baik. pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih
memberikan manfaat.
3) menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
B. Peranan Guru atau Pemimpin Diskusi
Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagajmana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah ? Selama diskusi pemimpin atau guru kelas melihat adanya sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian memilih jawaban yang dianggap merupakan jawaban yang setepat tepatnya. Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan? Tindakan apakah yang sudali direncanakan ? Siapa yang melaksanakan, dan bilamana ?
Kebaikan Metode Diskusi
1)Siswa belajar bermusyawarah
2)Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing
3)Belajar menghargai pendapat orang lain.
4)Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah

Kekurangan/Kelemahan Metode Diskusi
1)Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari poko persoalan.
2)Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
3)Membutuhkan waktu cukup banyak.
Jenis-jenis Diskusi
1)Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhi
2)Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
3)Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15 anggota.
4)Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
5)Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide >ang sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
6)Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7)Colloqinin
8)Merupukan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada nara sumber untuk
mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung perianyaan-penanyaan tambahan dari
sisxva. mahasisxva yang lain. Pelajaran dengan maksdu untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah diterima pemimpin diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa unluk belajar memimpin. Kecakapan memimpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang .yang belum berpengalaman memimpin diskusi, suatu saat dapat menjadi kebingungan apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan, Dapat pula terjadi. seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada teman yang lain untuk Tnengemukakan pendapat. Demikian pula diantara peserta diskusi saling bertentangan pendapatnya, bagi pemimpin yang belum trampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga seringkali diskusi berakhir lanpa adanya suatu kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal lata cara diskusi, rnereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatau pendapat yang menarik. Juga serins terjadi beberapa siswa belum memahami persoalan .sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibat suasana menjemukan dan tidak dapat-melihat kemajuan-kemajuan apa yang telah dicapai.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut diatas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh ketrampilan pemimpin yang pada hakikatnya dapat dipelajari.

Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Metodologi Guruan Nasional”
mengemukakan tiga peranan pemimpin diskusi ialah sebagai : 1) pengatur lalu lintas 2) dinding penangkis. 3) penunjuk jalan

Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas Sebagai seorang pemimpin. la berhak untuk :
-Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota
-Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak
-Mencegah dikuasai’nya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
-Membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.
-Mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat para peserta. la akan belajar bagaimana mendorong si pendiam untuk ikut serta dan bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Untuk membatasi orang yang senang berbicara, misalnya dapat dikatakan : “Baik. saya rasa pendapat anda itu telah dituangkan dengan jelas, coba mari kita lihat beberapa pendapat yang lain”. Atau kepada si pendiam : “Tina, kami belurn mendapat kesempatan mendengarkan pemikiranmu tentang hal ini, bagaimana pendapatmu ?”. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah, dan rendah diri.

Pemimpin sebagai dinding penangkis
Dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin sebagai penunjuk jalan senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini ?”.

Kepada si pendiam :”Mungkin, Rini akan mengemukakan pendapat atau anggota yang lain?”. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat dilanjutkan

Dalam diskusi sering terjadi siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan- dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
- Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila perlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
- Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki -sebelum diskusi dilanjutkaan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.

Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peseita akan adanya masalah-masalh yang masih dipecahkan lebih lanjut.

Simposium
Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus.

Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.

[+/-] Selengkapnya...

Format Pelatihan Untuk Guru

Akrabkah anda dengan kalimat perintah dibawah ini?
· “Anak-anak, bukalah buku cetak kalian halaman sekian…”
· “Anak-anak, buatlah ringkasan lalu garis bawahi hal yang menurut kalian penting didalam buku cetak kalian..”
· “Anak-anak kerjakanlah soal halaman sekian, lalu jika tidak selesai jadikan pekerjaan rumah ya!”

Jika jawabannya lebih banyak “ya”, berarti anda membutuhkan banyak strategi dalam mengajar. Tapi nanti dulu, banyak guru yang berpendapat bahwa membelajarkan siswa menggunakan strategi hanya membuat tugas guru yang banyak menjadi bertambah banyak. “Kenapa sih harus dengan strategi? Kalau metode yang sekarang saja siswa sudah mengerti dan tidak protes”. Ada juga guru yang khawatir disemprot oleh kolega nya karena dianggap keluar dari pakem yang selama ini ada.

Untuk itu tugas institusi sekolah adalah membuat situasi agar guru mempergunakan strategi saat membelajarkan siswanya. Salah satunya dengan mengadakan sebuah pelatihan yang bersifat peserta aktif. Sebuah pelatihan yang apapun tema yang dibahas tetapi mempergunakan strategi yang langsung bisa diterapkan saat guru kembali ke kelas.
Sama seperti siswa, guru pun terkadang merasa bosan dan cepat lelah jika dilatih atau dibelajarkan dalam suasana metode ceramah atau sang presenter hanya sibuk membacakan slide saja.

Silahkan melihat atau mendownload video pelatihan yang saya pernah adakan untuk menambah perbendaharaan strategi belajar anda (sumber : http://gurukreatif.wordpress.com)

[+/-] Selengkapnya...

Metode Ceramah Dalam Pembelajaran

Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.

Ceramah wajar dipergunakan
1.Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
2.Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin dapat dipergunakan.
3.Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Dalam metode Ceramah Organisasi kelas sederhana
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pengajar adalah buku catatanya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi di mana pengajar harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas dan sebagainya.

Kelemahan metode ceramah
1. Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pengajar beranggapan bahwa bila pembelajar duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepala, berarti pembelajar telah mengerti. Padahal anggapan tersebut sering meleset; walaupun, pembelajar menunjukkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi pengajar tidak mengetahui sejauh mana penguasaan pembelajar terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanyajawab

2. Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar. Dapat terjadi bahwa pembelajar niemberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pengajar. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak bagi setiap kata tertentu. Kata kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaanya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi mahasiswa UT, pengertiannya adalah salah satu bentuk bahan belajar yang berujud buku materi pokok. Sedangkan bagi-para astronot, modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa.
Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antar pembicara dengar pendengar untuk mengerti maksud pembicara.
Bila pengajar menggunakan kata-kata yang abstrak seperti “kepribadian”, “kesusialaan”, “keadilan”, mungkin bagi setiap anak pengertiannya tidak sama atau sangat kabur untuk mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam suatu kalimat, akan semakin banyaklah kemungkinan salah tafsir arti pembicaraan pengajar. Itulah sebabnya seringkali pembelajar sama sekali tidak sapat memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan pengajar. Maka bila pengajar ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi anak, pengajar dapat menyertakan peragaan dalam ceramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis

Batas batas kemungkinan metode ceramah
1. Pengajar tidak dapat mengetahui sampai di mana murid telah mengerti (memahami) yang telah dibicarakan.
2. Pada pembelajar dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata yang dimaksudkan oleh pengajar tersebut. Bagaimana mempersiapakan ceramah yang berdaya guna?
Langkah-langkah di bawah ini pada umumnya merupakan langkah yang dapat mempertinggi hasil metode ceramah.
a.Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh pembelajar.
b.Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat pada tempatnya.
c.Susuanan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
d.Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya.
e.Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
f.Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas. Hal ini biasa dilaksanakan dengan melalui beberapa jalan misalnya : Pertama, pengajar memberikan ikhtisar ringkas mengenai pokok-pokok yang akan diuraikan. Kedua, pengajar menguraikan pokok tersebut dan akhirnya menyimpulakan pokok-pokok penting dalam pembicaraan itu.
g.Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.(sumber : http://pakdesofa.blog2.plasa.com/)

[+/-] Selengkapnya...

Workshop Handwriting

Saya berkesempatan mengikuti sebuah pelatihan inhouse di sekolah saya mengenai menulis (handwriting). Ibu Chris Rawlins, kepala sekolah dari International School Bogor menjadi presenter selama satu setengah jam. Ibu Chris telah 8 tahun menjadi konsultan menulis halus di Queensland dan di seluruh Australia. Ada 48 buku yang sudah beliau karang mengenai Handwriting. .Beliau menggugah kesadaran kita sebagai pendidik sekaligus orang tua akan pentingnya keterampilan dalam menulis. Di jaman kita bersekolah dahulu pelajaran ini disebut sebagai menulis halus.

Bisa saya bayangkan siswa kita dijaman sekarang yang selain harus melek teknologi saat yang sama harus menguasai keterampilan dasar dalam hidup seperti menulis halus ini. Dikarenakan tidak semua hal bisa tersampaikan lewat tombol keyboard yang biasa dipakai pada alat teknologi, namun ada hal-hal yang membutuhkan keterampilan menulis. Saat siswa melakukan note taking informasi dari internet misalnya, dibutuhkan 2 keterampilan yang sama pentingnya yaitu mengambil dan menilai kelayakan data atau informasi yang mereka dapatkan dan saat yang sama menulisnya sehingga siswa gampang menggunakan informasi kembali untuk keperluan tugas dari guru.

Dalam kesempatan pelatihan Ibu Chris mengamati pola asuh di keluarga Indoensia yang terkadang membuat anak yang melewati hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang. Hal tersebut adalah merangkak. Dikarenakan kekhawatiran yang berlebihan anak jadi sering digendong, apalagi jika pengasuh yang kita percayakan tidak kita informasikan mengenai betapa pentingnya tahap tumbuh kembang bayi. Ternyata abesennya salah satu tahap dalam tumbuh kembang bayi bisa membawa pengaruh ke tahap berikutnya dalam motorik kasar saat tumbuh menjadi balita. Bahkan bisa mengganggu koordinasi otak kanan dan otak kiri.

Gerakan motorik anak dalam memegang sesuatu sangat berperan dalam upaya anak menulis halus. Namun hal tersebut bisa ditempuh dengan pembiasaan, memegang sendok, bola kecil atau pegangan pintu misalnya, dipakai sebagai upaya kita membiasakan anak memegang alat tulis saat menulis. Serta hal lain yang membuat jari anak terlatih dan terbiasa menggunakan semua jari-jarinya. Itulah sebabnya sekolah diJepang menganjurkan siswa untuk kembali menggunakan sumpit saat makan di sekolah.

Berikut ini adalah upaya yang bisa dilakukan sekolah dan orang tua dalam membiasakan anak agar bisa menulis halus dengan baik

1.Hal yang perlu diperhatikan guru saat siswa menulis adantara lain postur , cara memegang pensil, dan posisi kertas.

2.Hal yang harus terus dilatih adalah membuat pola huruf, melingkar, lurus, dan berputar dengan pensil pada kertas. Saat berlatih bisa juga menggunakan kata atau kalimat.

3.Huruf yang harus mendapat perhatian adalah b, d, h, k, l, dan t sementara saat menyambung huruf yang harus diperhitungkan adalah huruf g , j, y dan f

4.Peran guru dalam hal ini adalah memonitor dan mengobservasi, membetulkan dan menganalisa contoh yang siswa buat, perhatikan hal-hal yang penting demi peningkatan siswa dan diskusikan secara individual.

5.Pembelajaran menulis halus bisa berlangsung dalam semua tingkatan. Sesuaikan waktu dengan jumlah jam belajar siswa.

6.Tentukan kapan siswa boleh menggunakan pulpen

7.Upayakan agar siswa menggunakan gaya yang mereka pelajari saat pelajaran menulis halus dalam setiap kesempatan pelajaran

8.Bentuklah satu komite khusus di sekolah mengenai handwriting sebagai cara menentukan kebijakan menulis halus secara menyeluruh disekolah. Faedahnya adalah siswa akan lancar dalam menulis dengan demikian siswa akan bisa lebih berkonsentrasi pada materi yang diajarkan.(sumber : http://gurukreatif.wordpress.com)

[+/-] Selengkapnya...