Anak Harus Dibatasi Menonton Televisi

Anak-anak sebaiknya dibatasi untuk menonton televisi selama 2 jam sehari. Karena itu diperlukan sebuah rangsangan dari keluarga untuk memberikan kegiatan lain selain menonton televisi.

Misalnya, melakukan gerakan sehari tanpa tv. Nah selama tidak ada tayangan televisi selama satu hari itu, anak-anak bisa diajak membaca buku atau kegiatan positif lainnya. Tayangan televisi kini banyak yang tidak mendidik dan tidak pantas dilihat oleh anak-anak.

"Setidaknya memberikan tekanan pada industri televisi," kata B Gunarto dari lembaga Kidia saat menjadi pembicara dalam Seminar Sehari Pola Menonton Televisi Secara Aman dan Sehat untuk Anak yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Daerah (KPID) di Hotel Santika, Jalan Pandegiling, Surabaya, Rabu (24/12/2008).

Gunarto menjelaskan, selain menerapkan sehari tanpa televisi, orangtua juga mempunyai peranan pada anak-anak. Orangtua harus mengarahkan jadwal anak-anak menonton televisi.

Sementara itu, pembicara lain yakni Gilang Iskandar, Corporate Secretary Media Nusantara Citra (MNC) Group menyatakan, bahwa anak-anak tidak hanya menonton tayangan untuk anak. Anak-anak saat ini juga melihat tayangan yang bukan untuk anak-anak.

Hal itu menjadi perhatian menarik pasalnya jam tayangan anak yang telah dibuat saat ini sesuai dengan kebisaan anak-anak. "Karena itu peran keluarga penting untuk membimbing anak-anaknya," tegasnya. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

Sulit Kerjakan Soal, Jangan Vonis Anak Bodoh

Menerapkan secara berlanjut pembelajaran yang membentuk kecerdasan jamak (multiple intelligence) menjadi salah satu indikator mutu pendidikan sebuah sekolah. Penerapan kecerdasan jamak itu bisa menghilangkan kebiasaan memvonis bodoh seorang anak hanya gara-gara tidak bisa mengerjakan soal ujian.

Petunjuk bagi orang tua dan guru itu kemarin dipaparkan dalam seminar nasional Multiple Intelligence System, sebagai Ikhtiar Mewujudkan Pembelajaran Unggul di Universitas Negeri Malang. Dalam acara yang diikuti sekaitar 650 guru PAUD hingga SMA ini, dua pemateri yang hadir adalah Dr Imron Arifin, dosen administrasi PPS UM dan Munif Chatib, praktisi multiple intelligence.

Imron menerangkan, saat ini dunia telah mengakui ada sepuluh kecerdasan pada diri seorang manusia. Sepuluh kecerdasan itu ditemukan oleh Howard Gardner, seorang peneliti dari Harvard University. "Guru harus bisa menggali kecerdasan mana yang dominan. Dari situ harus ada pembinaan. Dengan begitu, jangan lagi menganggap seorang anak adalah bodoh. Pasti siswa punya kelebihan di salah satu kecerdasan itu," kata ketua pendidikan Anak Saleh ini.

Pertama adalah kecerdasan linguistic atau bahasa. Dalam arti, berbahasa secara lisan maupun tulisan. Pekerjaan yang mengandalkan jenis kecerdasan ini adalah pengacara, presenter, pengarang.

Kecerdasan kedua adalah kecerdasan logika matematika. Dengan kata lain, kecerdasan ini menyebabkan seseorang bisa menganalisa secara logika atau menghitung kemungkinan-kemungkinan dalam sebuah penyelesaian masalah.

Ketiga, lanjut Imron, adalah kecerdasan musikal. Yang keempat kecerdasan kinestetik. Kecerdasan jenis ini biasanya dipunyai oleh seorang atlet, penari, aktor atau petugas mekanis.

Kelima adalah kecerdasan spatial. Bentuk kecerdasan ini biasanya menonjol pada seorang pilot, navigator, pemain catur atau arsitek.

Keenam adalah kecerdasan interpersonal alias bermasyarakat. Jenis kecerdasan ini menonjol pada seorang guru, politikus, perawata, penjual maupun pemuka agama.

Ketujuh adalah kecerdasan intrapersonal alias kecerdasan dalam memahami diri sendiri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal yang tinggi bisa mengatur hidupnya dengan lebih bergairah.

Kedelapan adalah kecerdasan natural alias kemampuan mengenal alam dan lingkungannya. Kesembilan adalah kecerdasan eksistensi yang membuat seseorang sopan, pandai menempatkan diri dan memahami kematian. Yang terakhir alias kesepuluh adalah kecerdasan spiritual yang membuat seseorang memahami dan mengikuti nilai-nilai agama.
jawapos.com

[+/-] Selengkapnya...

Guru Harus Manfaatkan Teknologi Informasi

Semarang (ANTARA News) - Guru dituntut mengikuti kemajuan teknologi informasi dalam pengajaran, sehingga kualitas pendidikan kian baik.

"Guru harus tanggap teknologi dan memanfaatkanya dalam pembelajaran," kata dosen Universitas Negeri Semarang Hartoyo dalam seminar dengan tema Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di Semarang.

Hartoyo mengatakan, sejumlah daya dukung dalam pembelajaran adalah komputer, teknologi internet, perangkat multimedia, dan berbagai program aplikasi di dalamnya.

"Saat ini siswa sudah harus dibiasakan dengan model komputerisasi, sehingga nantinya proses interaksi tidak hanya di kelas saja, melainkan di luar kelas pun antara guru dan murid dapat tetap berkomunikasi," katanya.

Pendapat sama disampaikan dosen Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Priyanto yang juga melihat pentingnya pengajaran dengan menggunakan teknologi.

Ia mencontohkan, tiap sekolah setidaknya harus memiliki web pribadi sebagai media informasi dan komunikasi sekolah dengan siswa.

"Siswa tidak lagi mendapatkan tugas tertulis dari guru, akan tetapi mereka mengakses tugas ataupun pekerjaan rumah (PR) melalui web site atau blog dari guru yang bersangkutan," katanya.

Menurutnya, dengan kemajuan teknologi guru tidak lagi mengeja soal dan menuliskan pelajaran di papan tulis, akan tetapi menggunakan media presentasi LCD proyektor atau perangkat multimedia yang lain.

Mampuono, guru SMP 18 Semarang menambahkan, selain mengikuti teknologi yang maju, guru juga dituntut menghadirkan sesuatu yang menarik dalam media pembelajaranya.

"Guru harus bisa membuat multimedia interaktif yang menarik, sehingga siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran," katanya.

Ia mengatakan bahwa terdapat lima tahap dalam pembuatan multimedia interaktif yakni analisis kondisi pembelajaran, desain multimedia, produksi atau pembuatan media interaktif, pelaksanaan dalam pembelajaran, dan evaluasi. antara.co.id


[+/-] Selengkapnya...

Waspadai Kecanduan Internet

Kecanduan internet dengan berbagai aplikasinya dalam kadar yang menggelisahkan patut diwaspadai. Sebelum ada anggota keluarga yang terjerat, intervensi harus segera dilakukan. ”Kecanduan membuat semuanya tak terkontrol, yang salah satunya berdampak pada situasi antisosial,” kata guru besar emeritus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Fawzia Aswin Hadis, dalam simposium ”Mengantisipasi Problema yang Berhubungan dengan Adiksi Internet” yang diadakan Forum Komunikasi Rumah Sakit Jiwa Swasta/ Praktik Kedokteran Jiwa Swasta di Jakarta, Sabtu (13/12).

Adiksi atau kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan tak mampu lepas dari keadaan itu. Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya.

Kecanduan internet di antaranya terjerat games, akses situs porno, akses bermacam informasi, serta aplikasi lain. Pencandu tidak dapat mengontrol diri sehingga mengabaikan kegiatan lainnya. Umumnya, pencandu asyik sehingga lupa waktu, sekolah, pekerjaan, lingkungan sekitarnya, hingga kewajiban lain. Tak jarang pencandu berhari-hari tidur di warung internet.

”Itu terjadi karena yang bersangkutan memperoleh kesenangan, kenyamanan, dan keasyikan dari aplikasi internet yang diaksesnya,” kata Fawzia. Jika internet membantu seseorang menghilangkan stimulus tak menyenangkan yang dihadapinya, ia akan terus mengulanginya hingga kecanduan.

Tak heran bila sebagian besar pencandu internet adalah mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah atau kekurangan lain. Pasalnya, mereka akan tetap eksis tanpa siapa pun (komunitas virtualnya) tahu siapa dirinya.

Praktisi psikiater anak Elijati D Rosadi SpKJ (K) mengatakan, hampir semua pasien yang dibawa kepadanya sudah masuk tahap kecanduan. Anak-anak itu memiliki kebiasaan berbohong atau kognitif yang lemah.

Pencandu yang dipicu konflik keluarga mengaku kepada komunitas virtualnya, ia tak butuh keluarga lagi.

Menurut pernyataan para psikiater yang hadir, tren pasien kecanduan internet pada anak terus meningkat cepat dalam dua tahun terakhir. Demikian diungkapkan psikiater anak RSCM, Ika Widyawati SpKJ (K), dan psikiater anak Rumah Sakit Jiwa Bandung, Lelly Resna SpKJ (K).

Menurut para psikiater anak, kecanduan itu dapat dicegah jika orangtua dan orang dewasa berperan aktif. ”Berikan pemahaman untung ruginya atau konsekuensi sesuai umur masing-masing. Internet terbukti sangat bermanfaat selama masih bisa kita kontrol,” kata psikiater Richard Budiman SpKJ, pengelola Sanatorium Dharmawangsa, tempat puluhan psikiater praktik.

Orangtua dan anak-anaknya pun bisa membuat kesepakatan bersama mengenai waktu dan lama mengakses internet. Situs dan jenis permainan yang diakses pun patut diketahui orangtua. Pembiaran hanya akan membuat kecanduan menjadi soal waktu.

Sebagian besar peserta sepakat bahwa melarang anak sama sekali mengakses internet bukan solusi. Pasalnya, internet mudah diakses di mana-mana dengan tarif terjangkau.

Pengobatan bagi yang kecanduan, kata Elijati, di antaranya psikoterapi, obat antipsikotik, antidepresi, dan terapi keluarga. Akar masalah yang memicu anak lari ke internet pun harus diketahui.

”Pengobatannya tidak mudah karena harus melibatkan banyak hal,” kata Elijati, yang disetujui psikiater lainnya. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

Strategi belajar efektif

Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar efektif, seseorang perlu mengetahui serangkaian konsep yang akan membawanya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.

* Konsep Belajar Mandiri
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.

Sebagai mahasiswa yang mandiri, Anda tidak harus mengetahui semua hal. Anda juga tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah Anda mampu mengetahui kapan Anda membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan Anda perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, pengurus administrasi di UPBJJ, tutor, atau bahkan tetangga yang kuliah di universitas lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya, mengobrol dengan tetangga yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri kita untuk giat belajar. Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.

Yang terpenting adalah Anda mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau dukungan.

* Media Belajar

Salah satu ciri utama belajar jarak jauh adalah penggunaan media belajar. Media belajar utama di UT adalah bahan ajar cetak yang dikenal sebagai modul modul. Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Anda dapat memilih media mana yang sesuai untuk mendukung belajar Anda. Klik Belajar Efektif dengan Media untuk mengetahui lebih jauh mengenai media belajar. Pada topik tersebut, Anda akan memperoleh informasi mengenai kiat-kiat memaksimalkan penggunaan media untuk kepentingan belajar

Penggunaan media untuk kepentingan belajar ini juga merupakan salah satu bentuk strategi belajar. Sebagai contoh, media audio akan sangat membantu bagi orang yang memiliki gaya belajar "auditorial". Penjelasan lebih lanjut mengenai gaya belajar dapat Anda peroleh pada topik Mengenali Gaya Belajar.

Penggunaan media untuk belajar sering dianggap aneh karena tidak biasa bagi mereka yang terbiasa belajar tatap muka. Pada proses belajar jarak jauh, penggunaan media bukan sesuatu yang aneh. Sebagai mahasiswa UT bagaimana jika Anda mencoba mengenali media-media belajar yang disediakan UT? Siapa tahu Anda akan merasa lebih mudah untuk belajar melalui media pendukung tersebut? Siapa tahu juga, media pendukung tersebut dapat menjadi strategi belajar yang efektif bagi Anda?

* Strategi Belajar Efektif

Adanya jarak secara fisik antara pengajar dan mahasiswa, membuat beberapa fungsi pengajar tidak berperan, seperti misalnya fungsi pengajar dalam memberikan materi ajar pada saat perkuliahan atau fungsi pengajar dalam mendisiplinkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan. Fungsi-fungsi pengajar semacam itulah yang tidak ada pada sistem BJJ, sehingga harus disiasati sendiri oleh mahasiswa BJJ melalui strategi belajar. Misalnya, Anda harus pandai membuat jadwal untuk membaca bahan ajar, melalui modul atau media lain, sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan pengajar. Materi ajar mewakili pengajar karena materi ajar merupakan hasil pemikiran pengajar. Anda juga harus mensiasati diri sendiri untuk berdisiplin melaksanakan jadwal yang telah Anda buat. Jika mahasiswa pada umumnya harus berdisiplin pergi ke kuliah, maka Anda dapat merencanakan sejumlah waktu yang sama untuk dipakai membaca modul. Anda justru beruntung karena dapat belajar di mana saja. Yang harus Anda lakukan adalah berdisiplin untuk menentukan kapan saat belajar.

Merencanakan strategi belajar merupakan keterampilan khusus yang perlu dikembangkan mahasiswa BJJ. Sebagai mahasiswa BJJ, Anda tidak dapat menggunakan kebiasaan belajar tatap muka jika ingin berhasil. Jika Anda membawa kebiasaan belajar tatap muka untuk belajar pada sistem BJJ, maka Anda akan mengalami berbagai kesulitan. Sebagai contoh, Anda mungkin terlalu sibuk bekerja sehingga lupa belajar. Anda juga dapat terjebak pada kegiatan rutin di rumah seperti mengurus anak, arisan, rapat RT; sehingga Anda tidak terampil untuk mensiasati waktu belajar Anda. Dalam proses belajar jarak jauh, tidak ada orang (guru/dosen) yang membantu Anda untuk mengingatkan atau menyuruh Anda belajar selain diri Anda sendiri. Hanya diri Anda yang dapat memicu dan memacu proses belajar Anda.

Kebiasaan belajar tatap muka tidak mudah diganti begitu saja. Oleh karena itu, mahasiswa BJJ perlu belajar mengenai keterampilan khusus yang dapat membantu Anda untuk belajar mengenai bagaimana caranya belajar. Dengan mempelajari berbagai keterampilan khusus dalam belajar ini, maka Anda akan dapat mensiasati belajar dalam sistem BJJ (Belajar Jarak Jauh). www.ut.ac.id.


[+/-] Selengkapnya...

Perluasan Akses Pendidikan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2008 antara lain disebutkan bahwa Departemen Pendidikan Nasional harus menghubungkan sebanyak 24.000 dalam satu jaringan pendidikan nasional. Dari jumlah tersebut 15.000 titik adalah sekolah, yakni terdiri dari SMA/MA, SMK, SMP/MTs, dan SD/MI. Apabila interkoneksi ini terwujud, maka sekolah akan mendapatkan manfaat yang sangat besar. Pemanfaatan teknologi dimungkinkan diterapkan di berbagai sekolah yang berada di daerah-daerah terpencil atau daerah yang secara geografis sulit dijangkau. Dampak yang dihasilkan bahkan justru berhasil memperluas kesempatan belajar bagi lebih banyak anak yang membutuhkan tetapi terkendala secara geografis dan finansial. Dengan kata lain, sekolah-sekolah di daerah terpencil juga mempunyai kesiapan untuk memanfaatkan teknologi. Keadaan yang demikian ini merupakan bukti bahwa pemanfaatan teknologi telah memberikan dampak positif dalam arti semakin mempersempit kesenjangan yang terjadi atau semakin memperluas kesempatan memperoleh layanan belajar. Namun manfaat ini tidak datang begitu saja kecuali bagi daerah yang siap dan tanggap terhadap teknologi informasi & komunikasi. Seyogyanya ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam impelementasi pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, antara lain : Dukungan Kebijakan, Infrastruktur, Sumber Daya Manusia dan Komunitas.

Kebijakan
Kepala Daerah bersama jajarannya terutama Kepala Dinas Pendidikan sebagai pengambil kebijakan pada satuan pendidikan, berpengaruh dalam pengembangan pendidikan berbasis teknologi informasi di daerah. Dukungan kebijakan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara nasional sesungguhnya sudah kuat, antara lain dengan adanya Keputusan Presiden nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi & Komunikasi Nasional, Inpres no 5 tahun 2008 tentang jaringan pendidikan nasional, Permendiknas no 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK Depdiknas, Block Grant TIK sekolah, dll. Namun demikian, implementasi kebijakan ini di sekolah perlu lebih kongkret lagi. Oleh karena itu juga di tingkat mikro kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan pada satuan sekolah memberikan andil yang besar dalam keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan. Pada level sekolah, Kepala Sekolah perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendorong terjadinya percepatan pendayagunaan TIK di sekolahnya, baik peningkatan kualitas SDM, penyediaan ruangan, infrastruktur, inovasi dalam pembelajaran, dll.

Infrastruktur
Infrastruktur yang disiapkan adalah dalam bentuk hardware (fisik) dan software (non fisik). Dari sisi hardware, yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi informasi ini antara lain sambungan listrik, perangkat komputer/server dan perangkat jaringan (seperti kabel jaringan, kabel telepon, tower, radio, modem dan sebagainya). Ketersediaan listrik atau power merupakan kebutuhan dasar teknologi informasi & komunikasi. Kemudian sekolah diharapkan memiliki satu lab komputer. Idealnya lab ini merupakan lab multimedia yang bisa berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Fungsi PSB atau lab multimedia ini antara lain tempat para peserta didik ataupun guru dapat mengakses sumber belajar melalui jaringan. Fasilitas utama yang ditawarkan dalam pendidikan berbasis teknologi informasi & komunikasi adalah akses broadband LAN yang menghubungkan jaringan sekolah pada satu daerah kabupaten/kota. Ketersediaan akses ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah atau tenaga kependidikan daerah kabupaten/kota untuk menempatkan konten pada server lokal, baik konten yang dikembangkan sendiri oleh daerah maupun konten yang telah tersedia.

Sedangkan dari sisi software, perlu disiapkan operating sistem yang mendukung jaringan khusus untuk Server misalnya menggunakan LINUX atau Windows Server, sedangkan untuk client bisa menggunakan operating sistem apa saja asal disesuaikan dengan kompatibilitas hardware komputernya. Sementara itu aplikasi yang digunakan adalah internet browser untuk kebutuhan akses informasi website, kemudian aplikasi multimedia untuk kebutuhan media pembelajaran dan e-learning (misalnya: moodle, exelearning, drupal, blogger dll) tidak lupa juga perlu diperkayanya konten yang berkaitan dengan media pembelajaran baik dalam bentuk animasi ataupun e-book.

Sumber Daya Manusia (Brainware)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan berbasis teknologi informasi & komunikasi. SDM ini meliputi Pengelola dan Pengguna (user), artinya perlu dilibatkannya para ahli teknologi informasi dalam mengelola secara teknis pendidikan berbasis TIK ini sedangkan sebagai Pengguna adalah guru, peserta didik dan masyarakat umum yang memerlukan informasi mengenai pendidikan Dengan Teknologi Informasi & Komunikasi, ruang kelas tidak lagi menjadi pembatas aktivitas belajar. Guru dan Peserta didik bisa belajar dengan menembus batas batas ruang. Melalui internet user dapat mengambil bahan belajar dari mana saja dan berdiskusi dengan siapa saja di seluruh pelosok dunia. Pembelajaran pun tidak harus di ruang kelas yang dibatasi empat dinding. Kemudahan yang ditawarkan pendidikan berbasis teknologi informasi ini perlu disikapi dengan pengembangan inovasi kreatif dalam pengembangan sumber daya manusia, maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan yang sustainable bagi para pengguna.

Komunitas

Dengan menjadi bagian dari jaringan pendidikan para guru, peserta didik dan masyarakat dapat saling bertukar informasi, bertukar sumber daya, serta saling bekerjasama secara secara jarak jauh atau bertelekolaborasi dalam bentuk forum diskusi, dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) on line.

Di samping untuk keperluan lalu lintas data administrasi, program pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan kesiapan daerah kab/kota dan sekolah dalam rangka pemanfaatan program ini. Untuk implementasi ini semua masih diperlukan kerja keras dan langkah-langkah kongkret pada level makro dan mikro dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah sosialisasi keberadaan berbagai sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut sehingga dapat diketahui oleh masyarakat khususnya peserta didik. Dengan tersebarluasnya informasi tentang sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia dapat diakses di manapun peserta didik berada, maka diharapkan peserta didik akan dapat mengoptimalkan pemanfaatannya. Keberhasilan penerapan teknologi informasi dalam pendidikan ini dipengaruhi oleh faktor culture, champions, communication dan change serta tidak terlepas dari keterlibatan stakeholder. Dengan harapan suatu saat nanti tercipta kultur transfer of learning yang akan meningkatkan mutu pendidikan.
http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id

[+/-] Selengkapnya...