Sulit Kerjakan Soal, Jangan Vonis Anak Bodoh

Menerapkan secara berlanjut pembelajaran yang membentuk kecerdasan jamak (multiple intelligence) menjadi salah satu indikator mutu pendidikan sebuah sekolah. Penerapan kecerdasan jamak itu bisa menghilangkan kebiasaan memvonis bodoh seorang anak hanya gara-gara tidak bisa mengerjakan soal ujian.

Petunjuk bagi orang tua dan guru itu kemarin dipaparkan dalam seminar nasional Multiple Intelligence System, sebagai Ikhtiar Mewujudkan Pembelajaran Unggul di Universitas Negeri Malang. Dalam acara yang diikuti sekaitar 650 guru PAUD hingga SMA ini, dua pemateri yang hadir adalah Dr Imron Arifin, dosen administrasi PPS UM dan Munif Chatib, praktisi multiple intelligence.

Imron menerangkan, saat ini dunia telah mengakui ada sepuluh kecerdasan pada diri seorang manusia. Sepuluh kecerdasan itu ditemukan oleh Howard Gardner, seorang peneliti dari Harvard University. "Guru harus bisa menggali kecerdasan mana yang dominan. Dari situ harus ada pembinaan. Dengan begitu, jangan lagi menganggap seorang anak adalah bodoh. Pasti siswa punya kelebihan di salah satu kecerdasan itu," kata ketua pendidikan Anak Saleh ini.

Pertama adalah kecerdasan linguistic atau bahasa. Dalam arti, berbahasa secara lisan maupun tulisan. Pekerjaan yang mengandalkan jenis kecerdasan ini adalah pengacara, presenter, pengarang.

Kecerdasan kedua adalah kecerdasan logika matematika. Dengan kata lain, kecerdasan ini menyebabkan seseorang bisa menganalisa secara logika atau menghitung kemungkinan-kemungkinan dalam sebuah penyelesaian masalah.

Ketiga, lanjut Imron, adalah kecerdasan musikal. Yang keempat kecerdasan kinestetik. Kecerdasan jenis ini biasanya dipunyai oleh seorang atlet, penari, aktor atau petugas mekanis.

Kelima adalah kecerdasan spatial. Bentuk kecerdasan ini biasanya menonjol pada seorang pilot, navigator, pemain catur atau arsitek.

Keenam adalah kecerdasan interpersonal alias bermasyarakat. Jenis kecerdasan ini menonjol pada seorang guru, politikus, perawata, penjual maupun pemuka agama.

Ketujuh adalah kecerdasan intrapersonal alias kecerdasan dalam memahami diri sendiri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal yang tinggi bisa mengatur hidupnya dengan lebih bergairah.

Kedelapan adalah kecerdasan natural alias kemampuan mengenal alam dan lingkungannya. Kesembilan adalah kecerdasan eksistensi yang membuat seseorang sopan, pandai menempatkan diri dan memahami kematian. Yang terakhir alias kesepuluh adalah kecerdasan spiritual yang membuat seseorang memahami dan mengikuti nilai-nilai agama.
jawapos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar