Perluasan Akses Pendidikan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi

Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2008 antara lain disebutkan bahwa Departemen Pendidikan Nasional harus menghubungkan sebanyak 24.000 dalam satu jaringan pendidikan nasional. Dari jumlah tersebut 15.000 titik adalah sekolah, yakni terdiri dari SMA/MA, SMK, SMP/MTs, dan SD/MI. Apabila interkoneksi ini terwujud, maka sekolah akan mendapatkan manfaat yang sangat besar. Pemanfaatan teknologi dimungkinkan diterapkan di berbagai sekolah yang berada di daerah-daerah terpencil atau daerah yang secara geografis sulit dijangkau. Dampak yang dihasilkan bahkan justru berhasil memperluas kesempatan belajar bagi lebih banyak anak yang membutuhkan tetapi terkendala secara geografis dan finansial. Dengan kata lain, sekolah-sekolah di daerah terpencil juga mempunyai kesiapan untuk memanfaatkan teknologi. Keadaan yang demikian ini merupakan bukti bahwa pemanfaatan teknologi telah memberikan dampak positif dalam arti semakin mempersempit kesenjangan yang terjadi atau semakin memperluas kesempatan memperoleh layanan belajar. Namun manfaat ini tidak datang begitu saja kecuali bagi daerah yang siap dan tanggap terhadap teknologi informasi & komunikasi. Seyogyanya ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam impelementasi pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, antara lain : Dukungan Kebijakan, Infrastruktur, Sumber Daya Manusia dan Komunitas.

Kebijakan
Kepala Daerah bersama jajarannya terutama Kepala Dinas Pendidikan sebagai pengambil kebijakan pada satuan pendidikan, berpengaruh dalam pengembangan pendidikan berbasis teknologi informasi di daerah. Dukungan kebijakan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara nasional sesungguhnya sudah kuat, antara lain dengan adanya Keputusan Presiden nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi & Komunikasi Nasional, Inpres no 5 tahun 2008 tentang jaringan pendidikan nasional, Permendiknas no 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK Depdiknas, Block Grant TIK sekolah, dll. Namun demikian, implementasi kebijakan ini di sekolah perlu lebih kongkret lagi. Oleh karena itu juga di tingkat mikro kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan pada satuan sekolah memberikan andil yang besar dalam keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan. Pada level sekolah, Kepala Sekolah perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendorong terjadinya percepatan pendayagunaan TIK di sekolahnya, baik peningkatan kualitas SDM, penyediaan ruangan, infrastruktur, inovasi dalam pembelajaran, dll.

Infrastruktur
Infrastruktur yang disiapkan adalah dalam bentuk hardware (fisik) dan software (non fisik). Dari sisi hardware, yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi informasi ini antara lain sambungan listrik, perangkat komputer/server dan perangkat jaringan (seperti kabel jaringan, kabel telepon, tower, radio, modem dan sebagainya). Ketersediaan listrik atau power merupakan kebutuhan dasar teknologi informasi & komunikasi. Kemudian sekolah diharapkan memiliki satu lab komputer. Idealnya lab ini merupakan lab multimedia yang bisa berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Fungsi PSB atau lab multimedia ini antara lain tempat para peserta didik ataupun guru dapat mengakses sumber belajar melalui jaringan. Fasilitas utama yang ditawarkan dalam pendidikan berbasis teknologi informasi & komunikasi adalah akses broadband LAN yang menghubungkan jaringan sekolah pada satu daerah kabupaten/kota. Ketersediaan akses ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah atau tenaga kependidikan daerah kabupaten/kota untuk menempatkan konten pada server lokal, baik konten yang dikembangkan sendiri oleh daerah maupun konten yang telah tersedia.

Sedangkan dari sisi software, perlu disiapkan operating sistem yang mendukung jaringan khusus untuk Server misalnya menggunakan LINUX atau Windows Server, sedangkan untuk client bisa menggunakan operating sistem apa saja asal disesuaikan dengan kompatibilitas hardware komputernya. Sementara itu aplikasi yang digunakan adalah internet browser untuk kebutuhan akses informasi website, kemudian aplikasi multimedia untuk kebutuhan media pembelajaran dan e-learning (misalnya: moodle, exelearning, drupal, blogger dll) tidak lupa juga perlu diperkayanya konten yang berkaitan dengan media pembelajaran baik dalam bentuk animasi ataupun e-book.

Sumber Daya Manusia (Brainware)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan berbasis teknologi informasi & komunikasi. SDM ini meliputi Pengelola dan Pengguna (user), artinya perlu dilibatkannya para ahli teknologi informasi dalam mengelola secara teknis pendidikan berbasis TIK ini sedangkan sebagai Pengguna adalah guru, peserta didik dan masyarakat umum yang memerlukan informasi mengenai pendidikan Dengan Teknologi Informasi & Komunikasi, ruang kelas tidak lagi menjadi pembatas aktivitas belajar. Guru dan Peserta didik bisa belajar dengan menembus batas batas ruang. Melalui internet user dapat mengambil bahan belajar dari mana saja dan berdiskusi dengan siapa saja di seluruh pelosok dunia. Pembelajaran pun tidak harus di ruang kelas yang dibatasi empat dinding. Kemudahan yang ditawarkan pendidikan berbasis teknologi informasi ini perlu disikapi dengan pengembangan inovasi kreatif dalam pengembangan sumber daya manusia, maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan yang sustainable bagi para pengguna.

Komunitas

Dengan menjadi bagian dari jaringan pendidikan para guru, peserta didik dan masyarakat dapat saling bertukar informasi, bertukar sumber daya, serta saling bekerjasama secara secara jarak jauh atau bertelekolaborasi dalam bentuk forum diskusi, dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) on line.

Di samping untuk keperluan lalu lintas data administrasi, program pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan kesiapan daerah kab/kota dan sekolah dalam rangka pemanfaatan program ini. Untuk implementasi ini semua masih diperlukan kerja keras dan langkah-langkah kongkret pada level makro dan mikro dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah sosialisasi keberadaan berbagai sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut sehingga dapat diketahui oleh masyarakat khususnya peserta didik. Dengan tersebarluasnya informasi tentang sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia dapat diakses di manapun peserta didik berada, maka diharapkan peserta didik akan dapat mengoptimalkan pemanfaatannya. Keberhasilan penerapan teknologi informasi dalam pendidikan ini dipengaruhi oleh faktor culture, champions, communication dan change serta tidak terlepas dari keterlibatan stakeholder. Dengan harapan suatu saat nanti tercipta kultur transfer of learning yang akan meningkatkan mutu pendidikan.
http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar