eLanguages, Belajar Sambil Membangun Jejaring

Proses belajar mengajar bahasa Inggris antara guru dan murid di dalam kelas barangkali hal biasa tetapi belajar bersama bahasa Inggris secara online bersama guru dan siswa di luar negeri adalah sesuatu yang baru. Wadah kerja sama antar guru secara online atau eLanguages ini dikembangkan oleh British Council dan Rages Ltd pada 50 sekolah Islam yang tersebar di tujuh provinsi se Indonesia.

Melalui program pembelajaran eLanguages, sekolah-sekolah tersebut didorong untuk membangun jejaring antar sekolah dari dalam dan luar negeri. Program ini memancing kreativitas para guru untuk menerapkan penggunaan bahasa Inggris melalui kegiatan virtual di internet. "Guru dan siswa bisa bertukar silabus dan hasil kegiatan dengan guru dan siswa dari sekolah lain, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Project Officer School Link British Council, Leliana Setiono, Selasa (18/11) di Surabaya.

Dalam pelatihan eLanguages di SMA Khadijah Surabaya diperlihatkan sebuah proyek, yaitu rangkaian kegiatan sekolah yang melibatkan pembelajaran anak-anak di kelas untuk berkolaborasi dengan sekolah di luar negeri melalui fasilitas video conference. Salah satu proyek memperlihatkan siswa Indonesia yang memainkan lagu dengan alat musik kolintang sementara siswa di luar negeri menyaksikan permainan mereka.

Menurut Leliana, keuntungan dari metode pembelajaran ini adalah siswa mampu menampilkan hasil karya mereka secara online. Selain itu, mereka juga dapat belajar dari sumber tambahan yang otentik.

"Anak-anak dapat berhubungan langsung sambil belajar dengan sesama siswa lain di luar negeri. Wawasan mereka semakin diperluas karena mereka melihat secara langsung aktivitas di luar," ucap Leliana.

Praktisi Schooling Stien Matakupan mengatakan, pembelajaran online akan menumbuhkan kesadaran budaya bagi murid, kemampuan berbahasa, serta ketrampilan pemanfaatan teknologi informasi. "Dengan metode ini, rata-rata anak antusias karena menemukan sesuatu baru, mudah mengingat isi pembelajaran, sadar budaya, serta menghormati pendapat orang lain," ucapnya.

Selama bulan November 2008 hingga Maret 2009, British Council mengadakan pelatihan bagi 50 sekolah Islam dalam Islamic School Support Network (ISSN). Pelatihan tersebut melibatkan sekolah dari berbagai daerah, mulai Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Jawa Timur.

Pembelajaran ini meretas batas ruang dan waktu sehingga siswa dapat menatap langsung sekaligus berkomunikasi dua arah dengan temen-teman mereka di manapun. "Jika sekadar membaca dan mendengar, anak tak akan tahu secara pasti apa yang ia pahami tapi melalui pembelajaran ini wawasan mereka lebih diperkaya," tambah pengajar SMA Khadijah Surabaya Lisa Hadijah.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar