KU Kenalkan E-learning sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran dengan E-learning semakin dibutuhkan. Sistem tersebut mulai diterapkan di beberapa perguruan tinggi di dunia termasuk Kumamoto University (KU). Sistem pembelajaran inilah yang diperkenalkan KU dalam The 6th Kumamoto University Forum, Rabu (5/11). Tampil dua pembicara sekaligus, yakni Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng dari ITS dan Prof Toshihiro Kita perwakilan dari Institute for E-learning Development, KU. Keduanya membahas metode pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.

Gedung Pasca Sarjana, ITS Online - Seminar Internasional Kumamoto University yang digelar di Gedung Pasca Sarjana ITS ini diawali dengan pemaparan E-learning sebagai media pembelajaran. Prof Toshihiro Kita pada presentasinya menjelaskan bahwa pembelajaran virtual hanya sebatas membantu memudahkan proses pembelajaran. "Di Jepang proses E-learning hanya sebagai alat bantu untuk dosen dan mahasiswa," terang pria yang akrab disapa Kita ini.

Kita menambahkan, pada kenyataanya model E-learning masih belum bisa menggantikan proses pembelajaran konvensional di kelas. "Bahkan menurut saya pembelajaran di kelas masih merupakan metode terbaik," tandasnya. Metode ini hanya sebagai semacam alat tambahan untuk menyampaikan materi. Namun ke depannya metode ini akan terus dikembangkan dan mungkin tetap bertahan di era selanjutnya.

Dalam penerapan E-Learning, KU menggunakan sistem manajemen yang disebut Learning Management Systems (LMS). LMS lazim digunakan perguruan tinggi berbasis Intranet dan Internet. Secara umum, terdapat 2 macam LMS yang sering digunakan dalam E-learning yaitu LMS komersial seperti WebCT dan Blackboard, dan LMS Open Source. Dari kedua tipe LMS tersebut, LMS Open Source adalah yang terbaik.

Di Univesitas Kumamoto sendiri, menurut Kita tidak banyak staff pengajar yang menggunakan Open Source." Mungkin hanya sekitar 10 persen dari pengajar yang memanfaatkan konsep E-learning," terang Kita. Tetapi, Kita menambahkan bahwa angka tersebut tidak menunjukan rendahnya penggunaan E-learning di kampus kumamoto.

Sementara itu, Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng berharap agar konsep ini segera dapat diterapakan di ITS. Untuk itu dibutuhkan suatu badan khusus yang akan mengelola E-learning. "Hal ini mungkin tidak akan sulit diterapkan karena sudah adanya P3AI (Pusat Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional, red) di ITS," ujarnya. Menurutnya, badan khusus tersebut akan berada di bawah P3AI yang selama ini bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran.

Selain diskusi tentang E-learning, Kumamoto University Forum kali ini juga memberikan kesempatan kepada peneliti muda untuk memaparkan karyanya. Salah satu perwakilan ITS yang lolos adalah Yohanes Oscarino yang mempresentasikan papernya pada sesi Young Researchers. Paper Yohanes sendiri mengambil judul Hybrid Multipe Attribute Decision Making yang ia persiapkan selama satu semester. "Metode ini banyak manfaatnya untuk pembangunan industri perkapalan," ungkap mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini.

Lain hal dengan Makoto Kagabu mahasiswa Graduate School of Science and Technology, KU. Dalam menyelesaikan papernya, timnya melakukan riset di Bandung selama 45 hari. Makoto mengevaluasi usia dari air tanah pada area Jakarta dan banyak mendapatkan data dari Pusat Geoteknologi LIPI. "saya sangat berterimakasih kepada LIPI yang telah banyak membantu," terang pria Jepang berusia 23 tahun ini. (sumber : http://its.ac.id)(fn/m1/mtb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar